Seperti
apa sih kekuatan Yahudi mencengkeram dunia ini, apakah hanya dengan
organisasi rahasia semacam Freemason? Nyatanya, selain organisasi
tersebut, campur tangan Yahudi juga lewat bentukan lain seperti
Rothschild.
Pernah
dengar Rothschild? Lewat kisah ini kita akan lihat penetrasi Yahudi
pada setiap segi pemerintahan dan ekonomi dunia. Mengingat naskah yang
cukup panjang, kami akan bagi menjadi dua artikel bersambung.
Rothschild adalah dinasti Yahudi Bavaria (Jerman) yang memiliki arti sebagai “Tameng Merah”. Dalam bahasa Inggris disebut “Red-Shield”.
Dinasti Rothschild yang melegenda dan sangat berkuasa hingga kini
berawal dari sejarah Eropa di abad ke-18 Masehi dengan kelahiran
seorang bayi Yahudi Jerman yang kemudian diberi nama Mayer Amshell
Bauer.
CATATAN: Sumber
lain menyebut bahwa berdasarkan kenyataan, banyak anggota Rothschild
adalah keturunan Khazar. Mereka datang dari sebuah negara yang disebut
Khazaria, yang terletak di antara Laut Hitam dan Laut Kaspia yang
sekarang dimiliki oleh Georgia.
Alasan mengapa keturunan Khazar mengklaim mereka sebagai orang Yahudi adalah karena pada tahun 740 Masehi, atas perintah dari raja mereka (King Moon), rakyat Khazaria harus memeluk kepercayaan Yahudi, tetapi tentu saja itu tidak mengubah gen mereka dari Mongolia Asia (Turki) menjadi orang Yahudi.
Alasan mengapa keturunan Khazar mengklaim mereka sebagai orang Yahudi adalah karena pada tahun 740 Masehi, atas perintah dari raja mereka (King Moon), rakyat Khazaria harus memeluk kepercayaan Yahudi, tetapi tentu saja itu tidak mengubah gen mereka dari Mongolia Asia (Turki) menjadi orang Yahudi.
Ok, kita akan kembali ke versi sejarah.
Mayer
Amshell Bauer lahir di tahun 1743 di sebuah perkampungan Yahudi di
Frankfurt, Bavaria. Ayahnya bernama Moses Amschell Bauer yang bekerja
sebagai rentenir dan tukang emas yang berpindah-pindah dari suatu
tempat ke tempat lain, dari kota yang satu ke kota lainnya.
Bakat
Moses sebagai rentenir kelak akan diteruskan dan dikembangkan oleh
anak-cucunya. Kelahiran Mayer membuat Moses menghentikan bisnis ‘nomaden’nya dan menetap di sebuah rumah agak besar dipersimpangan Judenstrasse (Jalan Yahudi) kota Frankfurt. Di rumah itu, Moses membuka usaha simpan-pinjam uangnya. Di pintu masuk kedai renten-nya, Moses menggantungkan sebuah Tameng Merah sebagai merk dagangnya: Rothschild.
Sedari
kecil Mayer Amshell dikenal sebagai anak yang cerdas. Dengan tekun
sang ayah mengajari Mayer segala pengetahuan tentang bisnis rentennya.
Moses juga sering menceritakan pengalaman dan pengetahuan yang
diperolehnya dari berbagai sumber. Moses sebenarnya ingin menjadikan
Mayer sebagai pendeta Yahudi. Namun ajal keburu menjemputnya sebelum
sang anak tumbuh dewasa.
Sepeninggal
ayahnya, Mayer sempat meneruskan usaha ayahnya di rumah. Namun tidak
lama kemudian Mayer ingin belajar lebih mendalam tentang bisnis
uang. Akhirnya ia bekerja di sebuah bank milik keluarga Oppenheimer
di Hanover.
Di
bank ini, Mayer dengan cepat menyerap semua aspek bisnis perbankan
modern. Kariernya pun melesat, bahkan sang pemilik bank yang terkesan
dengan Mayer menjadikannya sebagai mitra muda dalam kepemilikian
bank tersebut.
Setelah
merasa cukup banyak menimba ilmu tentang bisnis perbankan, Mayer
kembali ke Frankfurt, meneruskan usaha ayahnya yang sempat
dilepaskannya untuk beberapa waktu. Mayer telah berketetapan hati,
bisnis uang akan dijadikan sebagai bisnis inti keluarga ini. Ia akan
mendidik anak-anaknya kelak dengan segala pengetahuan tentang bisnis
penting tersebut dan menjadikannya keluarga besar penguasa bisnis
perbankan Eropa dan juga dunia.
Salah satu langkah yang diambil Mayer adalah dengan mengganti nama keluarga ‘Bauer’ yang dalam bahasa Jerman berarti ‘Petani’ dengan merk dagang usahanya, yakni ‘Tameng Merah’ (Rothschild). Mayer sendiri memakai gelar Baron Rothschild I.
Masuk Kalangan Istana
Berkat
kepiawaiannya, usaha rumahan ini berkembang pesat. Rotshchild I
mulai melobi kalangan istana. Orang yang pertama ia dekati adalah
Jenderal von Estorff, bekas salah satu pimpinannya ketika masih
bekerja di Oppenheimer Bank di Hanover. Rothschild I mengetahui
benar, sang jenderal memiliki hobi mengumpulkan koin-koin kuno dan
langka. Dengan jeli Rothschild memanfaatkan celah ini untuk bisa dekat
dengan sang jenderal.
Untuk
menambah perbendaharaan koin-koin kuno dan langka, Rotshchild
menghubungi sesama rekannya dalam jaringan orang Yahudi yang dalam
waktu singkat berhasil mengumpulkan benda-benda tersebut. Sambil
membawa barang yang sangat diminati Jenderal von Estorff, Rothschild I
menemui sang jenderal di rumahnya dan menawarkan semua koin itu
dengan harga sangat murah.
Jelas,
kedatangan Rotshchild disambut gembira sang jenderal. Bukan itu
saja, rekan-rekan dan teman bisnis sang jenderal pun tertarik dengan
Rothschild dan kemudian jadilah Rotshchild diterima sepenuh hati
dalam lingkaran pertemanan dengan Jenderal von Estorff.
Suatu
hari, tanpa disangka-sangka, Rothschild I dipertemukan oleh Jenderal
von Estorff kepada Pangeran Wilhelm secara pribadi. Pangeran
ternyata memiliki hobi yang sama dengan jenderal. Wilhelm membeli
banyak medali dan koin langka dari Rotshchild dengan harga yang juga
dibuat miring. Inilah kali pertamanya seorang Rotshchild bertransaksi
dengan seorang kepala negara.
Dari
perkenalannya dengan Wilhelm, terbukalah akses Rothschild untuk
membuat jaringan dengan para pangeran lainnya. Untuk membuat
pertemanan bisnis menjadi pertemanan pribadi, Rotshchild menulis
banyak surat kepada para pangeran yang berisi puji-pujian dan
penghormatan yang begitu tinggi atas kebangsawanan mereka. Rothschild
juga memohon agar mereka memberi perlindungan kepadanya.
Pada
tanggal 21 September 1769, upayanya membuahkan hasil. Pangeran
Wilhelm dengan senang hati memberikan restu atas kedainya. Rothschild
pun memasang lambang principalitas Hess-Hanau di depan kedainya
sebagai lambang restu dan perlindungan Sang Pangeran. Lambang itu
bertuliskan huruf emas dengan kalimat, “M.A.Rothschild. Dengan
limpahan karunia ditunjuk sebagai abdi istana dari Yang Mulia
Pangeran Wilhelm von Hanau.”
sumber: http://terselubung.blogspot.com/2012/07/organisasi-yahudi-penguasa-dunia-part-1.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar